Liputan Khusus

Bekerja dengan model pemanfaatan di kala upaya memperlambat perubahan iklim

Pemodelan pemanfaatan lahan dapat membantu perencana mengambil pendekatan bentang alam untuk mempelajari dampak kebijakan atau keputusan.
Bagikan
0
Pemodelan pemanfaatan lahan dapat membantu perencana menggunakan pendekatan skala-bentang alam untuk mempelajari dampak kebijakan atau keputusan nasional,” kata Rebecca Mant, pejabat program senior perubahan iklim dan keragaman hayati Pusat Pengawasan Konservasi Dunia pada Komisi PBB untuk Pembangunan. Neil Palmer (IMWI)

Bacaan terkait

WARSAWA, Polandia (25 November 2013) – Model mungkin tidak dapat diandalkan untuk memprediksi hasil pemanfaatan lahan terpadu, namun dapat menghasilkan skenario dan proyeksi untuk mengidentifikasi mata rantai potensial, sinergi dan timbal balik, demikian menurut ahli deforestasi tropis.

Model pemanfaatan lahan dapat digunakan untuk memahami bagaimana melindungi hutan dari dampak lingkungan akibat perambahan lahan pertanian dan mengidentifikasi kebijakan untuk memastikan pemanfaatan lahan berkelanjutan. Model-model tersebut dapat digunakan untuk mengintegrasikan sektor berbeda, termasuk kehutanan, produksi pangan, dan penggembalaan dalam memperkenalkan perencanaan skala-bentang untuk alam pertanian, pemanfaatan hutan, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

“Mereka berguna sepanjang Anda tidak terlalu memercayainya,” kata Arild Angelsen, peneliti senior Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) dan profesor ekonomi di Norwegian University of Life Sciences.

“Model juga dapat berfungsi sebagai ruang dialog lintas pemangku kepentingan, dan proses itu sendiri dapat memastikan integrasi sektoral yang lebih baik,” katanya menambahkan.

WAWASAN LINTAS SEKTORAL

Perencana dapat menilai  dampak kebijakan potensial pada masa depan dengan menggunakan pemodelan pada berbagai sektor daripada berfokus hanya pada satu hal.

Sebagai contoh, pemodelan dapat digunakan untuk mengevaluasi dampak potensial perubahan kebijakan emisi, produktivitas pertanian atau keanekaragaman hayati secara bersamaan, kata Rebecca Mant, pejabat senior program perubahan iklim dan keanekaragaman hayati Program Pengawasan Konservasi Dunia pada Komisi PBB untuk Pembangunan (UNEP-WCMC).

“Pemodelan pemanfaatan lahan juga dapat membantu perencana mengambil pendekatan skala-bentang alam untuk mempelajari dampak kebijakan atau keputusan nasional,” kata Mant.

Sebagai kepanjangan tangan spesialis penilaian keanekaragaman hayati UNEP, UNEP-WCMC memberikan informasi otoritatif tentang keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem yang berguna bagi para pengambil keputusan mendorong perubahan lingkungan dan kebijakan pembangunan, katanya.

Ini merupakan salah satu kolaborator utama untuk membantu efisiensi ekonomi, transparansi kebijakan REDD+ yang melindungi ekosistem,  keanekaragaman hayati  sekaligus memenuhi tujuan yang ditetapkan oleh Konvensi Kerangka Kerja PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC ), lanjutnya.

REDD+ adalah mekanisme yang dikembangkan di bawah UNFCCC bertujuan mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi hutan.

Pada Forum Bentang Alam Global di Warsawa yang lalu, di sela-sela negosiasi kebijakan iklim internasional, Mant memimpin forum diskusi tentang bagaimana pemodelan pemanfaatan lahan dapat membantu mendukung pengambilan keputusan yang berdasarkan bukti, menggabungkan para ilmuwan dari berbagai bidang keahlian.

Sesi yang bertujuan mengeksplorasi bagaimana model perubahan pemanfaatan lahan dapat digunakan ini, meneliti interaksi antara kebijakan sektoral yang berbeda termasuk mitigasi, adaptasi dan konservasi keanekaragaman hayati, guna mendukung perencanaan skala bentang alam, yang berfokus pada perencanaan REDD+.

Untuk mempelajari lebih mengenai Forum Bentang Alam Global, klik di sini http://www.landscapes.org

Artikel ini merupakan bagian dari Program Penelitian CGIAR mengenai Hutan, Pohon, dan Agroforestri .

Kebijakan Hak Cipta:
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org
Topik :   Bentang alam

Lebih lanjut Bentang alam

Lihat semua