Berita

Tamak itu tidak salah, tapi ‘hijau’ lebih baik: Belajar dari Permainan Bentang Alam

Dalam permainan ini, sulit untuk menang tanpa memperhatikan layanan ekosistem atau keberlanjutan lingkungan hidup.
Bagikan
0
Sebuah adegan dari ‘Landscape Game’. Foto: CIFOR

Bacaan terkait

BOGOR, Indonesia — Andaikan Anda memiliki satu plot lahan berhutan di Amazonia yang dapat diinvestasikan.

Apakah Anda menebang kayunya untuk kebutuhan dana cepat, atau menggalinya untuk membongkar dan membangun sebuah pondok eko-wisata? Apakah Anda membabat hutan untuk kelapa sawit atau mempertahankannya untuk kredit karbon? Peternakan unggas atau hutan naungan agro-kopi?

Hal-hal tersebut di atas merupakan keputusan aktual yang dibuat setiap harinya di seluruh dunia tropis– dan berbagai keputusan tersebut memiliki ramifikasi global terhadap iklim, keanekaragaman hayati dan ekonomi. Dan sekarang Anda dapat terlibat didalamnya.

Setidaknya, secara virtual.

Di tahun 2007, Herry Purnomo, ilmuwan Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) dan profesor dari Institut Pertanian Bogor, menciptakan “Permainan Bentang alam,” sebuah papan permainan yang dirancang untuk mengajar para pemainnya untuk memaksimalkan pendapatan sambil memperkenalkan mereka pada timbal balik ekonomi dan ekologis yang terlibat dalam “pendekatan bentang alam” pada pembangunan pedesaan.

“Tujuan dari permainan ini adalah sebagai sarana pembelajaran, untuk memahami bahwa dalam bentang alam, ada banyak pelaku dengan kepentingan yang absah,” ujar Purnomo. “Permainan ini untuk akademisi, anggota masyarakat, pembuat kebijakan–siapa saja yang tertarik dalam menyeimbangkan konservasi dan pembangunan, termasuk perubahan iklim.”

Permainan yang diciptakan secara eksplisit dengan tujuan pendidikan pada umumnya tidak menarik pengikut sebanyak permainan papan umum Anda miliki. Namun, papan permainan ciptaan Herry, telah terjual 1,000 salinan.

Beberapa tahun kemudian, ia berpikir untuk menciptakan versi daring (online). “Saya ingin membuat [versi digitalnya] karena teknologi tersebut memungkinkan, dan untuk menjangkau kalangan umum lebih banyak,” ujar Purnomo.

Setahun yang lalu, ia bekerja dengan satu tim pengembang dan penguji untuk menghidupkan Permainan Bentang Alam secara digital.

Akhirnya permainan tersebut siap.

MEMULAI PERMAINAN

Pada pandangan pertama, sekilas Permainan Bentang  Alam agak mirip dengan Monopoli. Seorang pemain berpijak di suatu properti, berinvestasi di dalamnya, dan pemain terkaya menang–dengan pertimbangan ekstra, yakni berinvestasi secara “hijau.” Benar?

Tidak sesederhana itu, ujar Purnomo.

“Monopoli hanya berbicara tentang membeli properti dan mendapatkan hasil,” katanya. “Tidak ada konsep waktu. Dalam pengelolaan sumber daya, Anda berinvestasi sekarang dan diperlukan waktu untuk mendapatkan hasil. Berinvestasi di perkebunan kayu jati, misalnya – dalam kehidupan nyata, diperlukan 30 tahun untuk mendapatkan hasil. Berinvestasi di tambang batu bara, hasil Anda lebih cepat. Dalam permainan ini, kami memperkenalkan konsep waktu.”

Terjemahan: Berinvestasi di perkebunan karet itu sekarang berarti Anda tidak menuai manfaatnya selama beberapa kali pergantian giliran — dan harga karet mungkin bisa jatuh pada saat itu.

Permainan seperti Monopoli dan saudara jauh digitalnya, seperti SimCity, juga tidak memperhitungkan hal-hal eksternal- “efek sampingan” ekonomi atau lingkungan hidup dari tindakan yang diambil dalam permainan tersebut.

“Misalnya emisi karbon,” kata Purnomo. “Pertimbangan ini ada di dunia nyata, tetapi tidak di hampir semua permainan. Hal yang sama terjadi juga untuk keanekaragaman hayati — hal tersebut berbeda bila Anda berinvestasi dalam REDD+ versus penebangan kayu. Ini tidak tersedia dalam Monopoli atau SimCity.”

Lihatlah emisi karbon. Pertimbangan ini ada di dunia nyata, tetapi tidak di hampir semua permainan. Hal yang sama terjadi juga untuk keanekaragaman hayati — hal tersebut berbeda bila Anda berinvestasi dalam REDD+ versus penebangan kayu.

“Dan sebenarnya SimCity sedikit menyedihkan – Anda dapat menebang hutan dan membangun kota tanpa harus mengganti rugi terhadap kehilangan lingkungan hidup. Ini satu dari gagasan penting yang kami perkenalkan dalam Permainan Bentang Alam.”

Sebab itu, menebangi hutan di setiap plot lahan di tempat Anda berpijak guna mendapatkan dana cepat bukanlah cara untuk menang– emisi karbon, keanekaragaman hayati dan produksi pangan dilacak, dan para pemain yang memimpin dalam kategori ini mendapat pembayaran atau hadiah yang menyumbang untuk skor akhir. Ini memberikan dimensi ekstra pada permainan ini melebihi kapitalisme kejam yang dihargai dalam Monopoli

“Secara umum, sulit untuk menang tanpa memperhatikan layanan ekosistem atau keberlanjutan lingkungan hidup,” ujar Purnomo. “Pemain yang cerdas akan berusaha memadukan investasi ramah lingkungan dengan investasi ekstraktif.”

Dan permainan ini merangsang untuk bagaimana bermain “cerdas.”

Dalam satu sesi permainan ini, pemain harus berinvestasi di peternakan. CIFOR foto

Dalam satu sesi permainan ini, pemain harus berinvestasi di peternakan. CIFOR foto

KARTU WILD CARD

Dalam banyak permainan terbaik, ada suatu kartu yang tidak pasti, suatu kekuatan eksternal yang membantu (atau malah menjatuhkan) para pemain di seluruh permainan. Dalam Monopoli, bisa berupa masa tahanan di penjara, atau kekeliruan bank terhadap Anda. Dalam SimCity, mungkin berupa tornado atau gempa bumi. Bahkan dalam Settlers of Catan, suatu permainan dengan semangat yang sama seperti Permainan Bentang Alam, ada perampok yang mencuri sumber daya alam Anda.

Dalam Permainan Bentang Alam, ada pemerintah–bukan kekuatan yang sangat berkuasa atau kekuatan jahat, memaksakan kehendaknya yang tidak dapat digoyahkan dari atas—tetapi pemerintah yang memberikan tanggapan terhadap (dan menuntun) jalannya permainan. Terlalu sedikit produksi pangan? Pemerintah akan memberi subsidi untuk mendorong investasi. Terlalu banyak penebangan kayu? Pemerintah akan menetapkan pajak.

Catatan tambahan: Anda dapat bermain sebagai pemerintah.

“Bila Anda bermain sebagai pembuat kebijakan, Anda dapat melihat bagaimana keputusan Anda mempengaruhi pihak-pihak lain,” ujar Purnomo. “Anda dapat bereksperimen dengan membuat kebijakan dan menyesuaikannya, memberi insentif maupun manfaat sambil permainannya berlangsung.” Pada akhir permainan, pemain yang bermain sebagai pemerintah dinilai dari produktivitas dan keberlanjutan bentang alamnya dalam pengertian investasi yang menghasilkan pendapatan, konservasi keanekaragaman hayati, produksi pangan dan stok karbon, diantaranya.

Kadang-kadang ada goncangan pasar secara acak, seperti misalnya fluktuasi dalam harga karet yang disebutkan sebelumnya- yang membantu para pemain untuk tetap bertahan.

Anda tidak berpikir Anda mampu memainkan permainan ini tanpa terlebih dahulu belajar, benar? Permainan ini menyediakan ensiklopedia, panduan bagaimana pemain tahu perbedaan lahan pertanian yang akan mereka investasikan. CIFOR foto

Anda tidak berpikir Anda mampu memainkan permainan ini tanpa terlebih dahulu belajar, benar? Permainan ini menyediakan ensiklopedia, panduan bagaimana pemain tahu perbedaan lahan pertanian yang akan mereka investasikan. CIFOR foto

DI BALIK PERMAINAN

Permainan daring ini merupakan peningkatan dari versi permainan papan dalam berbagai cara, ujar Purnomo.

Ketika di papan permainan berfokus terutama pada hutan, permainan daringnya menambahkan pertanian dan iklim sebagai pertimbangan yang lebih besar. “Permainan ini mencerminkan apa yang sekarang kita ketahui tentang bentang alam lebih dari tujuh tahun silam, ketika papan permainannya baru digagas,” ujarnya.

Permainan komputer ini juga memampukan pencakupan lebih banyak variabel, seperti emisi karbon, dan menawarkan lebih banyak lokasi berbeda dan jenis-jenis bentang alam untuk dimainkan, termasuk Jawa, Amazon dan Kongo, juga lahan gambut dan hutan bakau.

Sementara permainan ini memiliki opsi multi-pemain, permainan ini juga memberikan Anda kesempatan bermain melawan komputer–sesuatu yang tidak dapat dilakukan dalam permainan papan. Di sinilah pengalaman Purnomo diuji–ia memiliki (diantaranya) gelar Master dalam ilmu komputer, dan membantu merancang algoritma kecerdasan artifisialnya untuk melawan komputer.

Salah satu tantangannya yang terbesar di sini, katanya: Memastikan bahwa permainannya tidak terlalu mudahatau terlalu sukar.

“Kita harus menyederhanakan kerumitan pengelolaan dan tata kelola bentang alam. Jadi permainan ini memiliki campuran yang baik antara kesederhanaan dan kerumitan,” ujarnya.

Satu miliar orang telah memainkan Monopoli. Tetapi Monopoli sebenarnya tidak mengajarkan kepada Anda mengenai pelestarian

Purnomo yakin bahwa permainan ini mencampur juga kegembiraan dan sifat pendidikan. Ia juga tidak keberatan kalau menjadi populer, katanya.

“Satu miliar orang telah memainkan Monopoli,” ujarnya. “Tetapi Monopoli sebenarnya tidak mengajarkan kepada Anda mengenai keberlanjutan. Permainan ini memberikan landasan baru untuk bagaimana mempelajari hal ini.”

“Bila seorang siswa hanya bermain Monopoli…mereka hanya ingin menjadi kaya. Mereka tidak berpikir tentang hal-hal lain.”

Lihat video di atas untuk panduan cara memainkan, dan klik cifor.org/landscapegame untuk mulai bermain. Jika Anda menemukan bug, mohon bantuan Anda untuk memberitahu kami dengan mengisi kolom komen.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai permainan komputer ini, silakan menghubungi Herry Purnomo di h.purnomo@cgiar.org.

Permainan Bentang Alam diproduksi dengan dukungan dari CIRAD, CGIAR Fund and Program Penelitian CGIAR tentang Hutan, Pepohonan dan Agroforestri.

Kebijakan Hak Cipta:
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org