Analisis

Para peternak di Costa Rica membiarkan hutan tumbuh kembali

Para pemilik penggergajian mengandalkan hutan sekunder sebagai bahan baku.
Bagikan
0

Bacaan terkait

Memang kedengarannya sangat luar biasa bahwa sekarang hutan yang tumbuh kembali di Costa Rica luasnya jauh lebih besar daripada luas hutan yang dilindungi. Rendahnya pendapatan dari peternakan dan dukungan subsidi pemerintah kepada para pemilik lahan yang bersedia membiarkan lahannya ditumbuhi hutan lagi mendorong banyak peternak untuk membiarkan lahannya menghutan lagi. Pada waktu yang sama, di negara yang cepat sekali kehilangan jenis-jenis kayu yang bernilai ekonomi tinggi, seperti mahagoni dan cedar, para pemilik penggergajian sekarang juga memanfaatkan jenis-jenis yang selama ini tidak begitu tinggi nilai ekonominya dan juga jenis-jenis yang diameternya lebih kecil di hutan-hutan sekunder.

Thesis program master yang sangat baik oleh Giovanni Berti yang berjudul ’Recent Transformations in Costa Rica’s Forestry Industry and Policies and their Implications for Secondary Forests’, yang ditulis dalam bahasa Spanyol , mendokumentasikan proses ini.

Berti melakukan survei terhadap 60 pemilik lahan sekunder dan 35 pemilik penggergajian di Chorotega barat daya dan kawasan North Huetar , dan juga terhadap 22 spesialis kehutanan. Ia menemukan bahwa para pemilik penggergajian di Chorotega lebih banyak mengandalkan hutan sekunder untuk mendapatkan bahan bakunya. Hampir sepertiga dari jumlah kayu yang diolahnya berasal dari hutan sekunder, dibandingkan dengan di kawasan North Huetar yang hanya 13%. Di Chorotega, 70% dari pemilik penggergajian menyatakan bahwa hutan sekunder akan merupakan sumber kayu yang terpenting di masa depan, sementara hanya 50% responden di kawasan North Huetar yang demikian pendapatnya. Perbedaan ini mungkin karena di Chorotega sumber kayu tradisional mereka sudah lebih lama terkuras dan proporsi hutan sekunder yang ada di kawasan ini umurnya lebih dari 15 tahun (46% vs. 23%). Di kedua kawasan tersebut, pohon-pohon yang terpencar di padang penggembalaan juga merupakan sumber kayu yang sukup penting.

Harga riil kayu sebenarnya tidak banyak berubah. Namun jumlah jenis yang dibeli oleh perusahaan penggergajian berlipat dua antara tahun 1987 dan 1999 sampai mencapai 130 jenis. Akibatnya, hampir setengah dari jumlah jenis pohon di hutan sekunder di negara ini sekarang memiliki pasar komersial; yang sebagian besar adalah untuk kebutuhan konstruksi di dalam negeri. Hutan sekunder melestarikan lebih banyak keragaman hayati daripada perkebunan dan hutan tanaman, dan bahkan cukup bersaing dalam hal jumlah carbon yang diserapnya.

Kebijakan Hak Cipta:
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org

Bacaan lebih lanjut

Jika anda ingin mengirimkan tanggapan anda kepada Giovanni Berti atau ingin mendapatkan file elektronik thesisnya, atau artikel ringkasannya (keduanya dalam bahasa Spanyol), silakan menghubungi: mailto:gioberti_2000@yahoo.com

Berti sekarang sedang menulis artikel ringkasan thesisnya dalam bahasa Inggris, jika anda ingin mendapatkannya silakah hubungi alamat yang sama tersebut.