Analisis

Hutan di Afrika Selatan – Jaring Keselamatan Penduduk miskin

Tidak satupun pemberian dari alam ini menjadikan keluarga mereka kaya. Tetapi tentu saja menolong mereka untuk bertahan hidup.
Bagikan
0

Bacaan terkait

Tanpa adanya akses terhadap hutan milik bersama masyarakat, banyak penduduk miskin di Zimbabwe sudah lama punah. Dua buah survai yang dilakukan pada dua daerah khas pedesaan (Shindi ward) pada pertengahan tahun 1990 ditemukan bahwa rata-rata setiap keluarga memperoleh lebih dari 35% pendapatannya dari hasil hutan. Di negara dimana satu dari setaip dua penduduk desa mengkonsumsi kurang dari USD 150 produk keuntungan per tahunnya, pendapatan yang berhubungan dengan hutan dapat secara langsung diartikan sebagai perbedaan antara hidup dan mati. Kebanyakan orang berpikir bahwa rumah tangga pedesaan di Afrika Selatan bekerja sebagai petani. Tetapi pada kenyataannya banyak dari mereka kebanyakan bergantung pada hutan disekitarnya sama seperti tanaman pangan. Orang yang menganggap hutan sebagai barang mewah dan hanya orang Eropa dan Amerika Utara saja yang dapat menikmatinya akan lebih baik untuk membaca tulisan William Cavendish “Keteraturan Empriris dalam Kemiskinan – Hubungan Lingkungan di Rumah Tangga Pedesaan Afrika”. Tulisan ini menunjukkan bahwa hasil hutan menyediakan komponen yang penting bagi penghidupan penduduk Afrika di pedesaan.

Studi yang dilakukan Canvendish menemukan bahwa keluarga pedesaan di Zimbabwe menggunakan ratusan tumbuhan liar dan hewan untuk keperluan pangan, obata-obatan, kayu bakar, bahan bangunan, perabit rumah tangga, keranjang, makanan ternak, dan penggunaan lainnya. Kumpulan rayap dan serasah daun juga menjadi sumber utama bahan penyubur/pupuk. Makanan ternak, bahan pangan liar, dan kayu bakar memberikan sumbangan terbesar bagi pendapatan rumah tangga. Meskipun demikian, sekitar tiga per empat dari seluruh pendapatan berasal dari produk alam lainnya yang tersedia luas. Tidak satupun pemberian dari alam ini menjadikan keluarga mereka kaya. Tetapi tentu saja akan menolong mereka untuk bertahan hidup.

Rumah tangga yang miskin ini sangat bergantung pada hasil hutan. Meskipun secara mutlak semakin kaya rumah tangga maka akan lebih banyak mengkonsumsi hasil hutan. Kabanyakan pria berburu dan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kayu. Perempuan menjual sayurmayur liar, buah-buahan dan wine. Mereka juga mengumpulkan kayu bakar dan rumput jerami/ilalang dan membuat keramik tanah liat dari mahan lokal. Kedua kelompok tersebut jua menjual tikar dan tumbuhan obat serta mendulang emas. Anak-anak kecil sangat bergantung pada sumber pakan yang berasal dari hutan seperti tikus, burung kecil, serangga dan buah-buahan.

Apa yang akan terjadi jika sumberdaya alam ini hilang? Kemana keluarga tersebut akan pindah jika seseorang memprivatisasikan lahan hutan mereka?

 

Kebijakan Hak Cipta:
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org

Bacaan lebih lanjut

Jika Anda ingin memperoleh tulisan dalam bentuk elektronik dapat diperoleh secara cuma-cuma atau Anda ingin meamberikan tanggapan, silahkan menghubungi William Cavendish di : mailto:william_cavendish@new.labour.org.uk