Berita

Bentang alam dan sumber makanan sehat anak

Menu kaya nutrisi mikro adalah kunci bagi kesehatan dan pertumbuhan anak.
Bagikan
0
Bentang alam sangat terkait dengan menu makanan anak. Aulia Erlangga/CIFOR

Bacaan terkait

Kembang tumbuh anak-anak tentu memerlukan menu makanan sehat untuk menjaga kekuatan badan, pikiran, dan perlindungan melawan infeksi mematikan. Di Indonesia, khususnya, memberi makanan sehat pada anak adalah langkah penting mengatasi kekerdilan dan kematian.

Tetapi apakah menu makanan anak terkait jenis bentang alam tempat tinggal?

Pertanyaan ini dijawab dalam penelitian terbaru ilmuwan Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR). Penelitian ini mencari tahu tentang hubungan antara menu anak-anak dengan bentang alam.

Dari penelitian ditemukan bahwa anak-anak yang tinggal di bentang alam dominan pepohonan memiliki menu lebih sehat daripada anak yang tinggal di wilayah sama, namun jarang ditumbuhi pepohonan. Perbedaan terbesar ditemukan di Kalimantan Barat yaitu menu makanan jauh lebih sehat ditemukan pada anak yang tinggal di sekitar bentang alam ladang berpindah dan agroforestri, dibandingkan anak yang tinggal menetap di provinsi tersebut.

Temuan tersebut mendorong agar kita mengubah pola pikir kebijakan terkait nutrisi anak, ketahanan pangan dan pemanfaatan lahan.

BAGAIMANA MENU YANG SEHAT?

Menu yang sehat tentu terkait dengan kualitas dan kuantitas.

Makanan pokok telah lama menjadi fokus tradisional keamanan pangan. Kebijakan mengarah pada peningkatan hasil panen dan asupan kalori masyarakat semata. Padahal pangan kaya nutrisi mikro sama pentingnya bagi kesehatan, khususnya anak-anak.

“Di dunia ini, lebih banyak orang menderita defisiensi nutrisi mikro dibandingkan dengan kelaparan,” kata peneliti utama Amy Ickowitz.

Salah satu nutrisi mikro penting bagi kesehatan, kekebalan dan perkembangan kognitif anak adalah vitamin A.  Vitamin ini dikonversi dari beta-karoten (pigmen yang ada dalam buah dan sayuran berwarna oranye).

Mikronutrisi penting lain adalah zat besi. Zat besi ditemukan dari pangan berasal dari hewan, kacang-kacangan dan sayuran hijau.

Vitamin A dan zat besi membantu meningkatkan kekebalan, yang diperlukan oleh anak-anak untuk melawan infeksi dan penyakit yang berpotensi mematikan.

Selain itu, variasi makanan juga penting. Terlalu bergantung pada makanan pokok juga dapat menyebabkan asupan karbohidrat yang berlebihan.

Biasanya, menu makanan Indonesia sangat bergantung pada beras sebagai makanan pokok. Hal ini membuat konsumsi pangan dari kelompok lain menjadi penting sebagai sumber nutrisi mikro.

Banyak pangan lokal adalah sumber yang kaya vitamin A dan zat besi. Buah seperti mangga dan pepaya adalah sumber utama vitamin A. Sementara zat besi dapat ditemukan di pangan di rumpun kacang-kacangan, antara lain kacang, tahu dan tempe, selain sumber pangan berbasis hewan seperti daging, ikan dan telur.

Penelitian ini juga memeriksa seberapa sering anak-anak mengkonsumsi pangan dari kelompok kaya-nutrisi mikro, berbasis pada data dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia (DHS). Survei DHS terbaru yang digunakan mencakup data detail lokasi spasial masyarakat.

APA KAITANNYA DENGAN BENTANG ALAM?

Para peneliti menggunakan data koordinat GPS dari DHS, dan mengkaitkannya dengan informasi satelit mengenai berbagai jenis pemanfaatan lahan di Indonesia. Dengan pola ini peneliti mampu melakukan selusur jejak hubungan antara pola konsumsi anak-anak dengan berbagai jenis dominasi pohon di bentang alam.

Empat provinsi dipilih sebagai representasi setiap jenis bentang alam. Provinsi Sulawesi Tengah terpilih mewakili hutan alam, provinsi Jawa Tengah mewakili perkebunan kayu keras, provinsi Riau mewakili tanaman industri seperti sawit, dan provinsi Kalimantan Barat untuk perladangan berpindah dan agroforestri.

Hasil penelitian menunjukkan, terdapat pola makan sangat berbeda pada anak-anak yang tinggal dekat dengan tiap jenis bentang alam di empat provinsi tersebut. Anak-anak yang tinggal dekat perkebunan kayu keras di Jawa Tengah lebih sering mengkonsumsi daging dibandingkan anak-anak yang tinggal jauh dari perkebunan. Di Riau, sayuran sumber vitamin A lebih sering dikonsumsi oleh anak yang tinggal dekat hutan tanaman industri. Sementara anak yang tinggal dekat dengan hutan alam di Sulawesi Tengah mendapat nilai tinggi untuk buah, sayuran dan daun hijau.

Di dunia, lebih banyak orang menderita defisiensi mikronutrisi daripada kelaparan.

Amy Ickowitz

Perbedaan terbesar ditemukan di Kalimantan Barat. Anak-anak yang tinggal di bentang alam ladang berpindah dan agroforestri mengkonsumsi lebih banyak daging, buah, sayur, dedaunan  hijau dan kacang-kacangan dibanding anak-anak di wilayah bentang alam yang lain di provinsi tersebut.

Alasannya dapat ditemukan dalam karakter intrinsik bentang alam perladangan berpindah. Rotasi ladang menciptakan ragam mosaik pemanfaatan lahan. Misalnya, tanaman pokok biasanya disilang dengan sayuran dan buah-buahan. Hutan dan lahan kosong menjadi sumber daging buruan dan tanaman hijau liar.

“Terlihat jelas bahwa petani ladang tidak hanya menanam padi dan membeli kebutuhan lain. Mereka menanam padi, kacang, sayuran, dan menjaga pohon buah, serta juga berburu di lahan kosong,” kata Ichowitz.

NARASI BARU

Temuan ini mempertanyakan narasi lama mengenai nutrisi, ketahanan pangan dan pemanfaatan lahan bagi para pengambil kebijakan.

“Jika kita meminta masyarakat di Kalimantan Barat mengubah ladang menjadi sawit atau sistem intensifikasi yang lain, karena kami pikir dapat meningkatkan pendapatan dan bahwa ketahanan pangan lebih terjamin, maka kita harus berpikir ulang – setidaknya dari perspektif konsumsi. Soalnya hal ini dapat menjadikan pola makanan anak-anak menjadi lebih buruk,” kata Ickowitz.

Bukti bahwa manfaat konsumsi berbanding lurus dengan pepohonan menyadarkan kita untuk berpikir ulang mengenai asumsi bahwa hutan harus dikorbankan untuk ketersediaan pangan. Kebijakan mendorong intensifikasi produksi beras, atau melarang ladang berpindah, juga perlu ditimbang ulang.

Diperlukan lebih banyak lagi penelitian, bagaimana merancang lebih baik bentang alam untuk meningkatkan kesehatan anak dalam mengatasi masalah kekerdilan dan kematian anak -anak di Indonesia.

Informasi lebih lanjut tentang topik ini hubungi Amy Ickowitz di a.ickowitz@cgiar.org.
Kebijakan Hak Cipta:
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org
Topik :   Pangan Pertanian ramah hutan Bentang alam

Lebih lanjut Pangan or Pertanian ramah hutan or Bentang alam

Lihat semua