Analisis

Negara makin kaya, hutan makin terjaga

Ada dua alasan mengapa pembangunan ekonomi dapat menurunkan tingkat kehilangan hutan atau bahkan membalikkan kecenderungan ini.
Bagikan
0

Bacaan terkait

Antara tahun 1948 dan 1980, luas lahan yang tertutup hutan di negara-negara berkembang menurun rata-rata 6%. Dalam periode yang sama, kawasan hutan di negara-negara maju (OECD) meningkat rata-rata sebesar 3%. Perbedaan ini membuat para analis berpendapat bahwa pembangunan ekonomi pada akhirnya akan dapat menghentikan kehilangan hutan tropis secara cepat dan juga meningkatkan kegiatan penanaman kembali atau memungkinkan hutan sekunder untuk tumbuh kembali.

Tom Rudel, dari Rutgers University, meneliti bukti-bukti yang mendukung gagasan ini dalam suatu makalah berjudul ’Is There a Forest Transition? Deforestation, Reforestation, and Development’ yang diterbitkan oleh jurnal Rural Sociology. Makalah ini mengkaji pustaka dan menganalisis data hutan dari tahun 1922, 1948, 1963, 1980, dan 1990 dengan menggunakan model regresi sederhana.

Rudel mengevaluasi dua alasan mengapa pembangunan ekonomi dapat menurunkan tingkat kehilangan hutan atau bahkan membalikkan tendensi ini. Pertama, hutan yang semakin langka akan menyebabkan kenaikan harga produk-produk hutan meningkat; sehingga mendorong kegiatan penanaman kembali, dan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang hutan dan berbagai fungsinya akan mendorong pemerintah untuk melakukan tindakan-tindakan untuk mempertahankan hutan. Kedua, semakin kaya suatu negara dan orientasinya semakin ke kota, serta semakin tingginya produktivitas pertanian, maka tingkat kelahiran akan menurun dan banyak masyarakat desa yang akan meninggalkan pedesaan, sehingga konsumsi kayu bakar dari hutan akan menurun, dan petani tidak lagi mengolah lahan-lahan marjinal.

Penulis berkesimpulan bahwa alasan-alasan kedua inilah yang menyebabkan kenaikan luas hutan di negara-negara maju, khususnya antara tahun 1948 dan 1963. Namun fakta ini mungkin tidak begitu melegakan karena:

Luas hutan di Perancis, Swedia dan USA menurun lagi pada tahun 1980-an.

Adanya barang-barang pengganti produk-produk hutan mungkin tidak membuat harga hasil hutan meningkat walaupun hutan semakin langka, dan pertumbuhan ekonomi yang sudah berlangsung justru tidak banyak memberikan peluang pekerjaan di luar pertanian daripada yang terjadi di masa lalu.

Pertambahan luas hutan setelah pembabatan hutan cenderung jauh lebih kecil daripada luas hutan yang hilang akibat deforestasi yang sudah terjadi.

Hutan-hutan tanaman dan hutan sekunder di negara-negara maju memiliki keanekaragaman hayati yang lebih rendah daripada yang ada di hutan primer yang digantikannya.

Kebijakan Hak Cipta:
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org

Bacaan lebih lanjut

Jika anda ingin mendapatkan makalah atau memberikan komentar kepada penulis, silakan menghubungi langsung, Tom Rudel: (rudel@aesop.rutgers.edu)