Analisis

Menu yang Tersedia: Hutan

Kontribusi langsung hutan untuk makanan sering tersembunyi dari pengamatan masyarakat perkotaan dan pemerintah.
Bagikan
0

Bacaan terkait

Oleh Christine Padoch
Direktur Program, Forests and Livelihoods, Center for International Forestry Research

Sejak spesies kita yaitu manusia tinggal di bumi, kita telah menjadikan hutan, padang rumput dan tempat-tempat liar lain sebagai sumber pangan. Sekarang ini, ketika spesies kita berlipat ganda dan mengubah wajah bumi, seringkali kita melupakan atau tidak memahami peran berkelanjutan dari hutan dalam menyediakan pangan bagi miliyaran penduduk dunia.

Edisi khusus pada International Forestry Review tentang “Hutan, Keanekaragaman Hayati dan Keamanan Pangan (Forests, Biodiversity, and Food Security)” mengambil langkah untuk menjembatani kesenjangan pemahaman ini. Merangkum sembilan artikel dari berbagai disiplin dan sejumlah penulis internasional – yang sebagian besar merupakan para perintis dalam bidang ini – editor Terry Sunderland dan Alan Pottinger bermaksud untuk menghilangkan mitos umum bahwa hutan tidak lagi penting untuk keamanan pangan, khususnya mengingat jumlah dan kebutuhan kita yang terus meningkat dan berubah. Para editor telah mengumpulkan beberapa artikel yang berfokus pada berbagai pendekatan dan perspektif, dan juga sejumlah besar data dan analisis terkait pertanyaan tentang kontribusi hutan bagi keamanan pangan, nutrisi dan kesejahteraan manusia. Secara bersamaan, kontribusi ini dengan jelas menunjukkan bahwa dua tantangan terbesar saat ini bukanlah merupakan tujuan yang tidak bisa dipersatukan: kebutuhan untuk melindungi hutan dan berbagai layanan ekosistem yang disediakan hutan, serta tuntutan untuk menyediakan pangan bagi populasi manusia yang terus meningkat. Secara individual maupun kelompok, artikel-artikel ini menunjukkan bahwa keterkaitan antara hutan dan keamanan pangan bersifat multidimensi, kompleks dan seringkali sulit untuk diamati, didokumentasi dan diukur. Kunci untuk memahaminya adalah dengan menghargai keragaman bentuk dan dimensinya.

“Editorial” yang mengawali edisi ini dimulai dengan suatu penekanan bahwa “Hutan merupakan sumber penting bagi keanekaragaman hayati dan, oleh karena itu, memiliki keterkaitan yang erat dengan keamanan pangan manusia, nutrisi dan kesehatan dengan sejumlah cara yang mendasar.” Beberapa artikel membahas secara rinci bagaimana keanekaragaman hayati hutan – pada tingkat genetik, spesies, dan sistem – berkontribusi pada penyediaan pangan bagi penduduk dunia di daerah pedesaan dan perkotaan. Dengan sekitar satu miliar orang bergantung pada produk-produk dari alam untuk makanan dan pendapatan, kontribusi langsung hutan untuk makanan adalah besar dan sangat penting, namun sering tersembunyi dari pengamatan masyarakat perkotaan dan pemerintah. Sebagai contoh sebuah penelitian oleh Nasi Taber dan Van Vliet menyediakan data yang menunjukkan bahwa sekitar 4,5 juta ton daging hutan diekstraksi setiap tahunnya dari hutan di Daerah Aliran Sungai Kongo saja! Kontribusi makanan secara langsung ini tidak hanya menambahkan sejumlah besar kalori namun juga sejumlah protein dan mikro-nutrisi yang dibutuhkan untuk makanan bagi populasi setempat.

Walaupun begitu pentingnya kontribusi langsung hutan bagi produksi makanan masih dapat dikalahkan oleh input yang mereka berikan untuk produksi makanan di luar hutan. Seperti dikemukakan oleh Sunderland dalam artikel yang berjudul: “Food security: why is biodiversity important?” (“Keamanan pangan: mengapa keanekaragaman hayati penting?”) lebih banyak lagi yang perlu dipahami tentang “modal alam” yang disediakan hutan untuk pertanian, termasuk mendokumentasikan pengaturan dan kualitas aliran air, penyediaan jasa penyerbukan dan plasma nutfah untuk perbaikan tanaman, pemeliharaan siklus unsur hara dan kesuburan tanah, mitigasi iklim, mengendalikan hama dan penyakit pertanian dan berbagai fungsi penting lainnya. Sejumlah jasa ini “semua bergantung pada besar kecilnya rentang keanekaragaman hayati, atau komponen-komponennya; sejumlah proses yang penting untuk pemeliharaan sistem-sistem pertanian” termasuk bisnis-bisnis pertanian yang paling modern.

Namun untuk memahami sepenuhnya keterkaitan antara hutan dan keamanan pangan dibutuhkan apresiasi, tidak hanya untuk keanekaragaman biologis, namun juga keragaman sosial dan budaya bagi mereka yang memanfaatkan, mengelola, memanipulasi dan bahkan yang membentuk hutan dan agroforestri. Beberapa artikel merinci keterkaitan yang kompleks, beragam dan terus menerus berubah antara hutan, nutrisi dan kesehatan antara masyarakat dengan tradisi budaya yang berbeda, antara kelompok yang telah lama berdiam pada tempat tertentu dengan yang baru tiba, dan antara laki-laki dan perempuan, dengan isu gender di seputar kemanan pangan yang secara komprehensif dibahas oleh Wan dan Colfer.

Apresiasi terhadap keragaman biologis dan budaya sangat penting untuk memahami hutan dan pangan, dan kelimpahan sumber daya , jasa, pengetahuan dan praktek yang terjadi karena adanya keragaman tersebut. Hal ini merupakan pesan utama yang dimunculkan pada sebagian besar cerita dalam edisi khusus ini. Namun kekayaan tersebut juga merupakan satu alasan mengapa peran penting hutan dalam keamanan pangan menjadi tidak diapresiasi. Ladang gandum yang siap dipanen dibawah terik matahari pada suatu musim tentu saja jauh lebih mudah untuk dilihat, diukur dan dimengerti, dibandingkan “lebih dari 400 jenis tumbuhan… yang berasal dari sejumlah besar habitat yang bergantung pada tingkat pengelolaan yang bervariasi”, seperti diidentifikasi oleh Laird, Awung, Lysinge dan Ndive sebagai sumber daya yang berasal dari hutan yang mendukung masyarakat di sekitar Gunung Kamerun di Afrika Tengah. Edisi khusus ini memberikan ilustrasi satu cara untuk mulai memahami hutan yang keragamannya dapat membingungkan namun sangat penting kontribusinya bagi keamanan pangan untuk populasi di pedesaan maupun di kota. Ringkasan ini menyarankan bahwa jawabannya sekali lagi terletak pada keragaman: keragaman pendekatan, perspektif, metode dan alat.

Kebijakan Hak Cipta:
Kami persilahkan Anda untuk berbagi konten dari Berita Hutan, berlaku dalam kebijakan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0). Peraturan ini mengijinkan Anda mendistribusikan ulang materi dari Kabar Hutan untuk tujuan non-komersial. Sebaliknya, Anda diharuskan memberi kredit kepada Kabar Hutan sesuai dan link ke konten Kabar Hutan yang asli, memberitahu jika dilakukan perubahan, termasuk menyebarluaskan kontribusi Anda dengan lisensi Creative Commons yang sama. Anda harus memberi tahu Kabar Hutan jika Anda mengirim ulang, mencetak ulang atau menggunakan kembali materi kami dengan menghubungi forestsnews@cifor-icraf.org

Bacaan lebih lanjut

Arnold, M; Powell, B.; Shanley, P.; Sunderland, T.C.H. 2011 Editorial: Forests, biodiversity and food security. International Forestry Review 13(3): 259-264

//www.cifor.org/nc/online-library/browse/view-publication/publication/3576.html

Sunderland, T.C.H. 2011 Food security: why is biodiversity important?. International Forestry Review 13(3): 265-274

//www.cifor.org/nc/online-library/browse/view-publication/publication/3577.html

Laird, S.A.; Awung, G.L.; Lysinge, R.J.; Ndive, L.E. 2011 The interweave of people and place: biocultural diversity in migrant and indigenous livelihoods around Mount Cameroon. International Forestry Review 13(3): 275-293

//www.cifor.org/nc/online-library/browse/view-publication/publication/3624.html

Dounias. E.; Froment, A. 2011 From foraging to farming among present-day forest hunter-gatherers: consequences on diet and health. International Forestry Review 13(3): 294-304

//www.cifor.org/nc/online-library/browse/view-publication/publication/3625.html

Powell, B.; Hall, J.; Johns, T. 2011 Forest cover, use and dietary intake in the East Usambara Mountains, Tanzania. International Forestry Review 13(3): 305-317

//www.cifor.org/nc/online-library/browse/view-publication/publication/3677.html

Ibarra. J.T.; Barreau, A.; Del Campo, C.; Camacho, C.I.; Martin, G.J.; Mccandless, S.R. 2011 When formal and market-based conservation mechanisms disrupt food sovereignty: Impacts of community conservation and payments for environmental services on an indigenous community of Oaxaca, Mexico. International Forestry Review 13(3): 318-337

//www.cifor.org/nc/online-library/browse/view-publication/publication/3626.html

Jamnadass, R.H.; Dawson, I.K.; Franzel, S.; Leakey, R.R.B.; Mithöfer, D.; Akinnifesi, F.K.; Tchoundjeu, Z. 2011 Improving livelihoods and nutrition in sub-Saharan Africa through the promotion of indigenous and exotic fruit production in smallholders’ agroforestry systems: a review. International Forestry Review 13(3): 338-354

//www.cifor.org/nc/online-library/browse/view-publication/publication/3611.html

Nasi, R.; Van Vliet, N. 2011 Empty forests, empty stomachs? Bushmeat and livelihoods in the Congo and Amazon Basins. International Forestry Review 13(3): 355-368

//www.cifor.org/nc/online-library/browse/view-publication/publication/3580.html

Wan, M.; Colfer, C. J. P.; Powell, B. 2011 Forests, women and health: opportunities and challenges for conservation. International Forestry Review 13(3): 369-387

//www.cifor.org/nc/online-library/browse/view-publication/publication/3581.html